Selamat Datang Pengunjung di Blog Kemuakhian Bandakh Lima - Way Lima...!

Jumat, 18 Mei 2012

NASIB NYEKHAH KO INUMAN (KUAKHI)


Alhamdulillah ku sambuk salam
Pusikam selaku si tuan rumah
Cukup hormat sekhanta sopan
Lemah lembut puakhi …… cakha pubalah.

          Pusikam nuntut dawah dabingi
          Nuntut ilmu ngaji sakula
          Pusikam disan sangun ngakheti
          Santokh tutukan puakhi …… ni indai kanca.

Tangguh pusikam khadu kakheti
Sikam dua je khadu nakhima
Hidangan pusikam khadu lestakhi
Babuak ni puakhi …… bukhupa-khupa.

          Khadu nantu hinji sai bangik
          Babuak lamon bukhupa-khupa
          Aki kiya mangkung tikanik
          Nikmat ni khadu puakhi …… ku khasa mena.

Pusikam disan khadu ngamantu
Sampai dia hajat pusikam ganta
Segala cukup sekhanta mampu
Pakhetok jak tumbai puakhi …… niat jak saka.

          Pakhetok jak tumbai niat jak saka
          Niat ne tian sai tuha-tuha
          Sikam sai khatong nulung budu’a
          Kekalau damai puakhi …… khek bahagia.

Bismillah ya nal bab, ittadaina ya bilbab ……

Yula-yuli sikamarillah
Anak ne nabi Siti Fatimah
Tekhang kon hati hamba mu Allah
Gegoh hati ni ya Rasulullah.

Kantu bang uwat sekhok si patoh
Dang disegok ko dilom lemakhi
Kantu bang nasip hinji je salah
Dang guwai cakhita mid kanan kikhi.

          Ekheng-ekheng sekhom pu ekheng
Haga nuju lanok ne bias
Khadu ku kanik buak di pekheng
Ku inum moneh uway di gelas.

Wal ya talattob wala yus ironnabikum ahada ……

NASIB NYEKHAH KO INUMAN (BAYA)


Bismillah ku angkat sumbah
Jama puakhi sai kikhi kanan
Nyaman kantu nasib sinji salah
Mahap puakhi …... kantu mak sopan.

Kantu mak sopan di hingga gaya
Sikam dua je mangkung biasa
Sanak sakik balak di huma
Khalang kok campokh puakhi …… di indai kanca.

Khalang kak campokh di indai kanca
Mangkung kakheti di tata cakha
Babuak ne khadu sedia
Kanikan cutik puakhi …… kham jama-jama.

Kanikan cutik kham jama-jama
Puakhi sa unyin ne sai wat dija
Kantu bang wat sai salah khasa
Dang disanik ko puakhi …… guwai cakhita.

Dang di sanik kon guwai cakhita
Kantu bang sikam dija sai liyom
Kidang gedah ne ki hati haga
Lain hak moneh puakhi …… ki sangking nalom.

Bismillah ya nal bab, ittadaina ya bilbab ……

Yula-yuli sikamarillah
Anak ne nabi Siti Fatimah
Tekhang kon hati hamba mu Allah
Gegoh hati ni ya Rasulullah.

Buah cangkih wi dang dipetis
Ki ya dipetis lalak khasa ne
Babuak khek  uway mak khasa emis
Muat bugula pahik khasa ne.

Ekheng-ekheng sekhom pu ekheng
Haga nuju lanok ne bias
Kanik puakhi buak di pekheng
Inum moneh puakhi …… uway di gelas.

Buah ne mangga wi dang dibelah
Ki dibelah mak helau lagi
Kantu bang nasip sikam dua je salah
Dang guwai cakhita mid dija dudi.

Nabik-tabik sambung puakhi …… pai andah kuti.

PANTUN PANJANG NGAMPOH MAJU



Terima kasih indai
Kham dapok kumpul dija
Kuti ke saka sampai
Hinji ampoh ne baya.
                          Hinji ampoh ne baya
                          Jama kham se unyin ne
                          Api kabakh cakhita
                          Munyaian kodo kuti.
Sokokh ki kham munyaian
Kham dapok pujajama
Kham se enong-enongan
Bugukhau lalang waya.
                          Bugukhau lalang waya
                          Sambil ngaliak maju
                          Ki bukhak dang di wada
                          Helau dang lebih hanggum mu.
Dandan ne maju luwah
Kham jejama nganton ya
Mahap kantu wat salah
Hakhapan anjak baya.
                          Mahap kantu wat salah
                          Hakhapan anjak baya
                          Dang sampai jadi babah
                          Di tengah ne kelasa.
Kantu antak ija pai
Selaku ampoh ne baya
Ganta tulung sambung pai
Jama kham sai wat dija.

Rabu, 16 Mei 2012

ADAT PERKAWINAN SEMANDA




a. Pengertian Semanda


"Semanda”  menurut bahasa berarti “orang yang mengikuti”. Sedangkan menurut makna “Semanda” adalah seorang suami yang ikut dan tinggal di rumah pihak istri (matrilokal), sehingga suami menjadi bagian kelompok si istri begitu juga dengan adat istiadat, warisan dan keturunannya. 


Jadi suami yang diambil istri dinamakan “Semanda”, sedangkan istri yang mengambil suami untuk di-semanda dinamakan “Ngakuk Khagah”. Hal ini diambil berdasarkan kesepakatan suami dan istri saat akan melakukan pernikahan, dikarenakan beberapa sebab misalnya si istri merupakan anak si mata wayang keluarganya (anak perempuan satu-satunya) atau alasan lainnya.

Adat perkawinan Semanda ini juga bisa dijumpai di luar suku Lampung, seperti di Minangkabau yang lebih dikenal dengan nama “Semande” atau “Semando”. 

b. Macam-macam Semanda

Adapun macam-macam Semanda berdasarkan sebabnya adalah sebagai berikut:

1. Cambokh Sumbai

Cambokh Sumbai atau dalam istilah diibaratkan “Mati manuk mati tungu, Bela way bela asahan”. Yakni suatu istilah yang dipakai untuk menamakan sesuatu bentuk perkawinan, jika seseorang laki-laki yang kawin mengikuti isteri (semanda) tetapi tidak membawa bekal apa-apa. Sehingga dia berserah diri sepenuhnya kepada pihak isterinya. Seandainya terjadi perceraian antara keduanya, maka si suami tersebut tidak akan mendapatkan apa-apa dari harta si istri meskipun ada hasil yang pernah mereka usahakan bersama, jadi suami tersebut pulang dengan tangan hampa “mulang ngusung jakhi sepuluh”.

2. Semanda Nunggu atau Semanda Ngababang

Semanda untuk sementara waktu, selama perjanjian yang di sepakati. Biasanya semanda bentuk ini sambil menantikan adik-adik si istri yang masih kecil sampai mereka tamat sekolah, atau sampai adik laki-laki si isteri berkeluarga dan menantikan hal-hal lainnya. Setelah habis masa tunggu itu, maka boleh kembali ke kelompoknya bersama isteri.

3. Semanda Ikhing Beli

Dimana dalam hal ini seorang laki-laki pernah melarikan isteri (ngembambang). Tapi ketika keluarga isteri tidak menghendaki anaknya diambil laki-laki tersebut keluarga tersebut menuntut bayar denda yang besar, si suami tidak kuasa/mampu membayar jujur yang besar itu, atau mungkin pula si suami memang orang miskin, dengan demikian maka keluarga isteri serta suami berdiam di rumah si isteri beberapa waktu lamanya, sampai dengan terbayarnya tuntutan denda yang diminta keluarga si isteri.

4. Semanda Geduk atau Semanda Tunggang Putawok 

Dikenal juga dengan istilah "Sai Iwa khua Penyesuk", Istilah semanda semacam ini sering dipakai untuk mengistilahkan suatu bentuk perkawinan yang mengambil jalan tengah, yakni seorang laki-laki yang beristeri tapi tidak tinggal di rumah isteri, begitu juga isteri tidak berdiam di rumah suami. Suami datang ke rumah isteri jika hendak berkumpul dengan isterinya saja. Tetapi biasanya keadaan ini tidak berlangsung lama (hanya beberapa bulan saja dari perkawinan), maka setelah itu istri baru ikut suami.

5. Semanda Khaja-Khaja

Ini merupakan bentuk yang paling unik diantara jenis Semanda lainnya karena menurut adat Lampung Saibatin, Raja tidak boleh Semanda (Cambokh Sumbai), ini terjadi karena Seorang anak Tua yang harus mewarisi tahta keluarganya Semanda kepada Seorang Gadis yang juga kuat kedudukan dalam adatnya, dan Sang Gadis tidak akan di izinkan untuk pergi ketempat orang lain.

Sumber : Dr. Kaelany dan Raja Purbasa